Menurut data tahun 2013 oleh Kementrian Kesehatan RI, angka penderita Kanker Payudara di Indonesia, yaitu 50 per 100.000 penduduk, dengan angka kejadian tertinggi di D.I Yogyakarta sebesar 24 per 10.000 penduduk. Sementara itu, kanker payudara termasuk dalam 10 penyebab kematian terbanyak pada perempuan di Indonesia dengan angka kematian 21,5 per 100.000 penduduk. Bahkan dari hasil survei Singapore Health Service disebutkan bahwa lebih dari 21 % penderita kanker yang didiagnosis pada wanita ternyata kategori kanker payudara. 

kanker payudara
peduli wanita Indonesia

Nah oleh karena itu, untuk menekan angka kematian akibat kanker payudara tentu diperlukan keaktifan serta kesadaran seluruh masyarakat, nah khususnya kita nih girls. Yuk perhatikan kesehatan payudara kita! Jangan sedikit pun meremehkan benjolan tak wajar yang muncul di sekitar payudara kalian ya. Meskipun benjolan tersebut mungkin hanya sebatas kondisi sesaat atau tumor payudara non-kanker yang umumnya tidak berbahaya, namun kita sangat dianjurkan untuk memeriksakan benjolan tersebut ke dokter.

Seperti pengalaman artis Amerika pemain serial dan film layar lebar "Sex and the city", Cynthia Nixon. Meskipun ia selalu menjaga kondisi tubuhnya dengan baik, ia dinyatakan mnegidap kanker payudara pada tahun 2006. Untungnya benjolan tersebut masih tergolong kecil sehingga ia mendapat perawatan berupa lumpektomi dan radiasi setelahnya. Nixon bangkit melihat perjuangan survivor kanker dari orang tersayangnya, yaitu ibunya. Kini ia diketahui menjadi aktivis The Cure, sebuah organisasi non-profit milik Susan G. Komen. Menurut Nixon hal terpenting yang harus dilakukan adalah rutin melakukan pemeriksaan mamografi dan tidak menunda pemeriksaan rutin. 

Penting Sadar Diri

Bukan hanya Nixon, mendengar kenyataan bahwa ia terdiagnosa kanker payudara tentu menjadi mimpi buruk bagi kita perempuan. Tak dapat dipungkiri, pastinya butuh waktu yang cukup lama untuk berdamai dengan diri dan menerima kenyataan. Apalagi bayangan lumpektomi, mastektomi atau operasi pengangkatan payudara lain yang begitu mengerikan. Maka tak heran jika lantas malah banyak perempuan yang takut untuk memeriksa payudaranya. Tak terkecuali bagi saya sendiri.

Disini saya juga ingin berbagi pengalaman sedikit, dan ini real saya alami girls. Di awal tahun 2017, saya merasa memiliki benjolan sebelah kiri, entah itu perasaan saja saya tidak tahu. Karena kekhawatiran ini, saya memeriksakan diri saya ke dokter. Dokter pertama yang saya temui menyatakan bahwa saya memiliki benjolan, lantas saya benar-benar terkejut. Kemudian dokter berikutnya, tempat saya dirujuk mengatakan bahwa saya tidak memiliki benjolan. Lalu saya disuruh untuk melakukan USG payudara. Untuk kalian yang bertanya, "hah USG? kok kaya USG kehamilan ya?". Yap ini berbeda hehehe. 
 USG Payudara adalah teknik pengambilan gambar pada layar untuk mengetahui kondisi tumor dan kelainan payudara. USG payudara juga menjadi salah satu cara skrining kanker payudara. Yup lanjut setelah tiba hari saya harus di USG payudara dan menjalani USG ini, dokter menyatakan bahwa tidak ada benjolan sama sekali. Dan saya pun melihat sendiri bahwa memang tidak ada benjolan pada layar tersebut. Untuk itu saya bersyukur dan menyadari bahwa mendeteksi seccara dini sangat penting untuk dilakukan dan saya menjadi lebih aware terhadap kesehatan badan. Nah jujur girls saya tidak malu berbagi pengalaman seperti ini, justru saya ingin pengalaman ini bisa menjadi contoh dan motivasi untuk kalian semua agar memeriksa secara dini dan rutin setiap 6 bulan sekali atau minimal 1 tahun sekali ke dokter. Karena kalau bukan kita yang peduli, siapa lagi?🙂

DR. Monty P. Soemitro, praktisi bedah Onkologi dari RS. Hasan Sadikin Bandung juga mengatakan bahwa kanker payudara mungkin sangat mungkin disembuhkan jika benjolan baru berukuran kurang dari 2 cm dan seburuk-buruknya berukuran lebih dari 5 cm. Semakin cepat kanker payudara terdeteksi, maka akan semakin besar pula penyembuhan kanker payudara girls. Nah sebaliknya, semakin lambat kanker payudara terdeteksi maka akan semakin kecil pula kemungkinan penyembuhannya. Nah disini saya juga ingin membagikan beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk memeriksa kesehatan payudara kita sendiri. Salah satunya yaitu seperti pengalaman saya tadi, dengan deteksi dini.  
Deteksi dini berarti menemukan sedini mungkin kelainan atau benjolan di sekitar payudara dengan cara melakukan pemeriksaan penunjang, seperti mamografi pada wanita yang sudah melahirkan atau USG payudara seperti yang saya telah jalani kemarin, nah USG payudara dilakukan untuk wanita yang belum melahirkan.
 Tak perlu harus selalu pergi ke dokter juga girls, pemeriksaan payudara juga dapat dilakukan sendiri dirumah. Melalu SADARI, yaitu Periksa Payudara Sendiri. Kalian dapat memeriksa kesehatan payudara secara rutin pada 7 hingga 10 hari setelah menstruasi selesai. Jika saat perabaan SADARI anda menemukan benjolan atau kelainan lain di sekitar payudara anda, maka jangan pernah takut untuk memeriksakan lebih lanjut kondisi kesehatan payudara anda pada ke dokter ya! (melakukan SADANIS; Pemeriksaan Payudara Klinis oleh tenaga kesehatan terlatih). Ingat girls ini hal yang wajar dan lumrah kok☺
Selain itu hindari pula menunggu usia lanjut untuk baru mulai memeriksakan kondisi payudara anda, as u know usia muda girls tidak lagi menjadi penjamin seseorang terhindar dari bahaya kanker payudara. Karena banyak juga kasus bahwa kanker payudara dapat mendiagnosis gadis kecil yang bahkan baru berusia 8 tahun. Masa iya? Benar! memang usia 8 tahun merupakan usia yang sangat muda untuk seorang penderita kanker payudara, karena kanker tidak hanya bicara golongan usia tertentu girls. Dari sejak balita hingga tua, kemungkinan terpapar kanker selalu ada. Sehingga kalau kita deteksi dini dan diagnosis dini dilakukan, maka kita dapat menekan angka kesakitan, kecacatan dan kematian. 
Riset Penyakit Tidak Menular (PTM) 2016 juga menyatakan nih bahwa perilaku masyarakat dalam deteksi dini kanker payudara masih rendah. Tercatat 53,7% masyarakat tidak pernah melakukan SADARI, sementara 46,3 % pernah melakukan SADARI dan 95,6% masyarakat tidak pernah melakukan SADANIS, sementara 4,4 % pernah melakukan sadanis. Yuk semangat melakukan SADARI dan SADANIS girls, tidak ada yang perlu dikhawatirkan kok!


Hope is the only thing stronger than fear. -Unknown